11 Pelajaran Yang Diberi Oleh Rasa Patah Hati

PECINTA HARUS SIAP PATAH HATI

Mereka yang berani bercinta, mencintai dan dicintai harus siap untuk patah hati. Meski semua orang mengharapkan kisah cintanya bakalan abadi selamanya, tapi kenyataannya hidup seringkali berkata lain.
Kesakitan, kepedihan, penderitaan disebabkan oleh yang tercinta pergi meninggalkan kita adalah resiko yang harus dihadapi.
Sama seperti seorang petarung yang berhadap-hadapan dengan lawannya. Pilihannya cuma dua, dia siap menang tapi juga harus siap kalah! Pecinta juga sama, harus siap mengarungi kebahagiaan bersamanya tapi harus siap patah hati kala kisah cinta harus berakhir di tengah jalan.

Patah hati tak melulu harus membuat menderita, banyak pelajaran yang bisa didapatkan bagi mereka yang mau belajar.

(1) Bukan cinta yang membuat sakit

Patah hati membuat kita sadar bahwa bukan cinta yang membuat sakit tapi mencintai orang yang salah yang membuat sakit. Cinta itu adalah perasaan agung yang diberi Tuhan kepada semua insan, tapi patah hati bukan disebabkan oleh cinta, tapi mencintai orang yang salah.

(2) Rasa itu harus berbalas

Cinta tak bisa berjalan jika bertepuk sebelah tangan. Perasaan cinta itu harus berbalas, perhatian itu harus berbalas. Kekompakan dan kebersamaan bisa mengikis semua masalah. Jika ada masalah bukannya AKU VS KAMU tapi KITA VS MASALAH. Karena kalau AKU VS KAMU pasti masalah tak selesai malah bertambah besar.

(3) Jangan memiliki harapan yang terlalu tinggi padanya.

Kita adalah manusia yang serba terbatas. Mengharapkan pasangan untuk menjadi sesuatu yang kita inginkan kadang membuat frustasi (baca : 10 harapan cewek terhadap cowok yang kadang tidak realistis). Lebih baik merasa suprise atas sikapnya ketimbang kecewa karena harapan tinggal harapan. Karena ada 4 hal yang tak bisa kita kontrol, termasuk perasaan orang lain.

(4) Kamu harus menjadi bagian hidupnya tanpa kehilangan identitas

Bercinta itu adalah menyatunya dua hati tanpa perlu meleburkan identitas masing-masing. Memang ada penyesuaian di sana sini tapi kehilangan jati diri hanya untuk menunjukkan rasa cinta padanya itu kurang tepat. Dua pribadi mandiri yang memutuskan untuk menyatu dengan mengkompromikan hal-hal tertentu demi kepentingan dan kebahagiaan bersama, itu yang tepat.

(5) Hubungan harus punya tujuan yang sama

Pecinta harus memiliki impian dan tujuan yang sama, mau dibawa kemana hubungan ini, apa yang ingin dicapai di masa depan. Kalaupun ada perbedaan, semua bisa disatukan dan tetap kembali ke komitmen awal untuk menggapai impian bersama.

(6) Waktu bukan jaminan

Kamu bisa menjalani hubungan dalam waktu 2 bulan dan merasakan keindahan dan kebahagiaan. Tapi kamu juga bisa menjalani hubungan selama 2 tahun tanpa merasakan apa-apa.

(7) Maaf bukan sekedar kata-kata

(8) Kamu tidak dapat merubah siapapun

Bahkan pasangan yang kamu cintai sekalipun tak bisa kamu rubah jika dia memang tak ingin berubah. Hanya dirimu sendiri yang bisa kamu ubah, karena hanya dirimulah yang bisa kamu kuasai.

(9) Jangan mempercayai semua kata-katanya

Karena tidak semua kata-kata yang dilontarkannya itu betul. Sebagian mungkin diucapkan hanya untuk menyenangkan hatimu atau untuk menghindari agar pertengkaran tidak meluas.

(10) Tak perlu memusingi masalah kecil

Masalah kecil bisa menjadi masalah besar kalau kamu terus mempermasalahkannya dan mengulang-ulang sampai menjadi omelan dan nyanyian yang tak mengenakkan di telinga orang lain. Biarkan saja sesuatu begitu adanya. Sepanjang tidak mengganggu atau mengurangi kenyamanan.

(11) Dihargai itu jauh lebih utama

Dicintai itu penting tapi yang utama adalah respek/penghargaan. Buat apa dicintai tapi tidak dihargai. Dia jadi memperlakukan kamu seenaknya atas nama cinta. Jangan cari perhatian, carilah respek, karena respek lebih bertahan lama. Bahkan terhadap pasangan.